Pages

Post Title 2

Salam Message

Selasa, 25 Januari 2011

CNIDARIA


Dalam skala evolusi, filum cnidaria merupakan filum kedua yang diturunkan dari leluhur bersama setelah porifera. Seperti spons, Cnidaria adalah hewan laut.

Spesies seperti ubur-ubur, Portuguese man-of-war, anemon laut dan koral hidup di samudera, sementara Hydra hidup di air tawar. Sel yang menyusun tubuh Cnidaria menunjukkan spesialisasi lebih banyak daripada sel spons dan mengelompok menjadi jaringan sederhana.

Ciri umum

Secara umum, tubuh Cnidaria berbentuk seperti kantung yang bolong yang tersusun dari dua lapisan jaringan. Ektoderm menutupi permukaan luar tubuh, endoderm menandai permukaan tubuh dalam. Diantara kedua jaringan ini terdapat massa gelatin dari materi yang tidak terdiferensiasi yang disebut mesoglea.

Gambar 1. struktur ubur - ubur

Tampilan unik Cnidaria adalah bentuk medusa dan polip yang ditunjukkan beberapa kelas wakil dalam filum ini. Gambar 1 menunjukkan struktur seekor ubur-ubur. Perhatikan kalau tubuhnya menunjukkan simetri radial. Perhatikan juga kalau permukaan luar tubuh melengkung keluar seperti mangkuk atau lonceng. Permukaan dalam melengkung kedalam dan cekung. Hewan dengan tipe tubuh ini disebut medusa. Beberapa cnidaria berujud medusa sepanjang hidupnya. Spesies lainnya hanya menjadi medusa dalam sebagian siklus hidupnya. Gambar 2 menunjukkan diagram sederhana sebuah medusa. Perhatikan rongga gastrovaskuler, merentang turun dari manubrium di pusatnya, tempat mulut berada. Tentakel menggantung dari ujung luar mangkuk mirip agar-agar. Gonad menempel dibawah saluran radial dan membuka kebawah di beberapa spesies dan membuka ke atas pada spesies lainnya.

Sejumlah spesies cnidaria memiliki bentuk tubuh menyerupai vas atau tabung. Tipe tubuh ini disebut polip. Bagi beberapa spesies polip merupakan salah satu tahap dalam hidupnya; bagi yang lain polip adalah bentuk tubuh dewasa. Gambar 3 menunjukkan diagram polip sederhana. Perhatikan ujung proksimalnya yang menempel. Mulut dikelilingi oleh tentakel dan merupakan ujung distal hewan ini.

Rongga gastrovaskuler, dimana pencernaan terjadi, adalah tampilan unik hewan dalam filum ini. Enzim disekresikan kedalam rongga ini, dimana makanan dicerna sebagian secara ekstraseluler (diluar sel). Molekul makanan yang dicerna sebagian ini lalu ditelan oleh sel yang berbaris di rongga; sel ini melengkapi proses pencernaan secara intrasel (di dalam sel). Secara evolusi, metode pencernaan cnidaria adalah petunjuk peningkatan spesialisasi jaringan dan organ tubuh untuk pencernaan. Partikel yang tidak dapat dicerna dibuang lewat mulut yang sekaligus sebagai anus.

Gambar 2.Diagram modusa Gambar 3.Diagram polip


Ahli biologi lebih memilih nama Cnidaria untuk filum ini, bukannya Coelenterata, karena adanya cnidosit atau sel penyengat di tentakel cnidaria. Hewan ini memakan mangsa hidup. Mereka menangkap hewan yang lebih kecil dengan membuatnya tidak bergerak lewat racun yang dikeluarkan sel penyengat. Masing-masing cnidosit mengandung sebuah kapsul benang yang disebut nematocyst, yang melepaskan sebuah benang sebagai respon rangsangan sentuh atau kimia dari cnidosil, sebuah alat mirip pemicu. Benang ini dapat dipilin atau dilapisi oleh racun. Benang nematokis mengait mangsa, atau menyambarnya, atau membuatnya lumpuh dengan racun, atau ketiga-tiganya. Saat lumpuh, hewan kecil ini disapu oleh tentakel menuju mulut-anusnya.

Kelas Wakil

Kelas Hidrozoa

Hidrozoa adalah cnidaria yang paling primitif. Banyak spesies Hidrozoa bersifat kolonial, dengan anggota sebuah koloni memiliki peran kerja sendiri. Sebagian hidrozoa melalui pembolak-balikan generasi dimana generasi polip aseksual bergantian dengan generasi medusa seksual. Dalam kelas cnidaria ini, bentuk polip dominan. Walau begitu, polip dari beberapa spesies menghasilkan medusa lewat perkembang biakan aseksual dengan bertunas. Medusa menghasilkan gamet (sel telur dan sperma) dan kemudian melakukan perkembangbiakan seksual. Spesies yang termasuk kelas hidrozoa adalah Hydra, Obela, Genionemus dan Portuguese man-of-war.

Hydra adalah cnidaria air tawar yang mewakili genus yang bernama sama. Hydra adalah polip dan tidak memiliki bentuk medusa sepanjang sejarahnya. Panjangnya sekitar 12 milimeter dan memiliki delapan tentakel mengelilingi mulut-anus (Gambar 4). Hydra bergerak dengan tunggang balik, atas bawah. Pergerakan hewan ini dimungkinkan oleh sel yang memiliki fungsi gerak dan indera. Reproduksi Hydra bersifat seksual dan aseksual. Satu organisme menghasilkan sel telur dan sperma sekaligus, yang dilepaskan di air, dan mengalami fertilisasi. Reproduksi aseksual terjadi dengan bertunas.

Gambar 4. Hydra

Respon syaraf Hydra dikendalikan oleh sebuah sistem syaraf sederhana. Sel indera yang ramping dan tajam tersebar diseluruh endoderm dan lapisan ektoderm menerima rangsangan. Dari sel indera, impuls inderawi diteruskan ke sel syaraf yang membentuk sebuah jala syaraf tersebar di ektoderm. Jala syaraf mengkoordinasikan aktivitas Hydra, memungkinkan hewan ini merespon pada rangsangan kimiawi dan sentuhan di lingkungan. Jala syaraf merupakan sistem syaraf yang sangat primitif dimana impuls syaraf bergerak ke segala arah.

Obelia adalah hydroid lautan – sebuah koloni dari subindividual. Ukuran koloni mulai dari 2.5 hingga 10 centimeter tingginya. Ia sesil, menempel pada batuan substrata disepanjang pantai. Lihat gambar 5. Anda dapat melihat sejumlah polip menempel pada sebuah pokok. Polip-polip ini terspesialisasi untuk melakukan fungsi hidup tertentu. Beberapa polip adalah vegetatif dan memenuhi kebutuhan makan kelompok; yang lain berfungsi reproduktif. Hydrotheca adalah penutup transparan yang mengelilingi polip vegetatif, gonotheca menutupi polip reproduktif.

Gambar 5.Siklus hidup Obelia

Polip reproduktif tidak memiliki tentakel dan tidak dapat makan. Mereka menghasilkan individu polip baru dengan bertunas. Polip reproduktif menghasilkan jenis tunas lain yang mirip sebuah piring. Tunas ini lepas dari polip lewat sebuah rongga di gonotheca, lalu bebas berenang dan menjadi medusa, seperti ubur-ubur. Medusa adalah tahap seksual untuk menghasilkan sel telur dan sperma. Fertilisasi terjadi di air. Zigot berkembang menjadi sebuah bola yang tersusun dari sekumpulan sel yang berubah menjadi larva bersilia dan kemudian menjadi sebuah polip muda. Polip ini menempelkan dirinya dan diam. Saat dewasa, sang polip memulai pembangunan koloni dengan bertunas dan siklus kembali dimulai. Karenanya adanya perputaran generasi aseksual dengan seksual.

Kelas Scyphozoa – Ubur Ubur

Scyphozoa merupakan ubur-ubur sejati. Cnidaria ini merupakan perenang bebas dan hidup di air laut. Ukurannya bisa hanya berdiameter 2 centimeter atau bisa sebesar 4 meter dengan tentakel mencapai panjang 10 meter. Seperti ditunjukkan gambar 1, seekor ubur-ubur memiliki bentuk tubuh medusa. Empat lengan oral keluar dari rongga mulut. Disekeliling tangan ini terdapat kantung gastrik dimana pencernaan terjadi. Sebuah saluran yang rumit memancar disepanjang tubuh medusa. Gonad menempel di selaput saluran dan mengelilingi kantung gastrik.

Pada beberapa spesies ubur-ubur, tahap polip terjadi, namun tidak terlalu penting dan tidak lama dibandingkan medusa. Reproduksi polip aseksual, dicapai dengan semacam tunas ujung yang disebut strobilasi. Reproduksi medusa bersifat seksual.

Ubur-ubur menunjukkan spesialisasi sel yang lebih besar dari Hydra atau Obelia. Dibawah ektoderma terdapat sel otot sejati yang mendorong hewan ini di air lewat kontraksi beraturan. Syaraf indera terhubung dengan serabut jala syaraf dan bertindak sebagai pasokan syaraf untuk tentakel, sel otot dan reseptor indera. Untuk pertama kalinya kita melihat kemunculan organ indera sejati: statocyst dan ocelli. Statocyst adalah indera yang terspesialisasi untuk menerima dan mengatur informasi yang memungkinkan organisme ini menentukan arahnya terhadap gravitasi. Statocyst terletak disekeliling ujung lonceng. Masing-masing statocyst terdiri dari sebuah lingkaran sel rambut, yang mengelilingi sebuah kristal kalsium karbonat yang mengeras bernama stataolith. Dalam menanggapi gerakan statolith, sel rambut mengirim impuls ke serabut syaraf. Organisme ini lalu menyetel posisinya naik atau turun di air seperti diindikasikan oleh statocyst. Ocelli sendiri adalah sekelompok sel penerima cahaya yang berada di dasar tentakel.

Kelas Anthozoa – Anemon Laut

Kelas Cnidaria ini memuat anemon laut, yang kadang disebut “hewan bunga” karena ia memiliki tentakel yang berwarna cerah (gambar 5), dan hewan penyusun koral. Kedua kelompok hewan ini adalah polip tanpa tahap medusa. Mereka sesil, menempel pada batuan substrat di tepian laut. Anthozoa memiliki sejumlah tentakel yang mengelilingi sebuah mulut yang terhubung ke sebuah tabung (stomodacum) yang terus menuju ke rongga gastrovaskuler. Reproduksi dapat bersifat aseksual dengan pertunasan atau seksual dengan sel telur dan sperma.

Sel epitelial cnidaria pembangun koral mengeluarkan dinding kalsium karbonat dimana polip menyembunyikan dirinya. Senyawa yang dikeluarkan polip inilah yang menjadi terumbu karang.

Gambar 6. Anemo laut

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar